Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman makhluk hidup pada semua tingkatan organisasi kehidupan. Jadi keanekaragaman hayati tidak hanya terjadi antarjenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman atau bervariasi. Variasi ini diakibatkan oleh keanekaragaman gen. Selain itu keanekaragaman lingkungan menyebabkan jenis makhluk hidup yang ditemukan di suatu ekosistem berbeda dengan jenis makhluk hidup di ekosistem yang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya keanekaragaman ekosistem.Tingkat Keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman gen dalam satu spesies. Gen merupakan pembawa sifat suatu makhluk hidup, misalnya gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Gen terletak pada ADN yang berada pada tempattempat tertentu di dalam kromosom dan kromosom terletak di dalam sel. Makhluk hidup dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom yang sama. Meskipun perangkat dasarnya sama, tetapi susunan gen dapat berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Selain faktor genetik (disebut genotipe), ciri atau sifat yang muncul pada suatu makhluk hidup (disebut fenotipe) juga ditentukan oleh lingkungan. Jika salah satu atau keduanya berubah, maka akan menimbulkan perubahan sifat.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman warna pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih, atau kuning. Pada tanaman jeruk, kamu dapat menemukan variasi pada bentuk buah, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada ayam, kamu dapat membedakan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu, dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampung, ayam cemani, ayam hutan, ayam leghorn, ayam bangkok, dan ayam kate.
Keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman gen dalam satu spesies. Gen merupakan pembawa sifat suatu makhluk hidup, misalnya gen pada manusia menentukan bentuk rambut, hidung, mata, kulit, postur tubuh, dan sebagainya. Perubahan gen menyebabkan perubahan sifat sehingga perbedaan gen menyebabkan terjadinya variasi dalam satu spesies. Gen terletak pada ADN yang berada pada tempattempat tertentu di dalam kromosom dan kromosom terletak di dalam sel. Makhluk hidup dalam satu spesies mempunyai jumlah kromosom yang sama. Meskipun perangkat dasarnya sama, tetapi susunan gen dapat berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Selain faktor genetik (disebut genotipe), ciri atau sifat yang muncul pada suatu makhluk hidup (disebut fenotipe) juga ditentukan oleh lingkungan. Jika salah satu atau keduanya berubah, maka akan menimbulkan perubahan sifat.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen adalah keanekaragaman warna pada bunga tanaman mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih, atau kuning. Pada tanaman jeruk, kamu dapat menemukan variasi pada bentuk buah, rasa, dan warnanya. Demikian juga pada ayam, kamu dapat membedakan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu, dan bentuk pial (jengger) antara ayam kampung, ayam cemani, ayam hutan, ayam leghorn, ayam bangkok, dan ayam kate.
Contoh lain keanekaragaman tingkat gen yang mudah diamati adalah adanya perbedaan warna merah dan hitam pada ikan koi, adanya buah manis dan buah asam pada satu pohon mangga yang sama; dan perbedaan warna kuning, merah, atau putih pada biji jagung.
Contoh keanekaragaman tingkat gen. Keanekaragaman genetik pada ikan koi terlihat dengan adanya perbedaan corak dan warna tubuh. |
Mengapa terjadi variasi genetik dalam satu spesies, padahal jumlah kromosomnya sama? Variasi gen dapat terjadi karena adanya perkawinan dan mutasi. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang merupakan kombinasi dari perangkat gen kedua induk/orang tuanya. Kombinasi ini akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas). Sedangkan mutasi adalah perubahan susunan materi genetik. Karena susunan materi genetik berubah maka terjadi perubahan ciri atau sifat yang menimbulkan keanekaragaman fenotipe.
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis / Spesies
Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem yang ditunjukkan oleh adanya beraneka ragam jenis makhluk hidup baik dari kelompok hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Keanekaragaman jenis merupakan seluruh variasi pada makhluk hidup yang berbeda jenisnya dan dapat diamati dengan mudah.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem yang ditunjukkan oleh adanya beraneka ragam jenis makhluk hidup baik dari kelompok hewan, tumbuhan, jamur, dan mikroorganisme. Keanekaragaman jenis merupakan seluruh variasi pada makhluk hidup yang berbeda jenisnya dan dapat diamati dengan mudah.
Keanekaragaman tingkat spesies merupakan tingkatan keanekaragaman yang mudah dilihat. Keanekaragaman tingkat spesies ditunjukkan dengan adanya jenis-jenis tumbuhan, hewan, serta mikroorganisme yang berbedabeda. Saat ini di dunia terdapat lebih dari 325.000 spesies tumbuhan, 1.600.000 spesies hewan, dan 160.000 spesies mikroorganisme. Jumlah tersebut setiap tahunnya dapat terus berubah dengan terus dilakukannya penelitian-penelitian terhadap makhluk hidup dan penemuan spesies-spesies baru. Setiap spesies makhluk hidup tersebut memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan spesies lainnya.
Contoh Keanekaragaman hayati tingkat jenis adalah jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau. Atau membedakan kelompok hewan antara kucing, harimau, singa, dan citah. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis, salah satu caranya adalah dengan mengamati ciri-ciri fisiknya, misalnya bentuk dan ukuran tubuh, warna, kebiasaan hidup, dan lain-lain. Walaupun kacang-kacangan termasuk dalam satu familia Leguminosae dan hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, dan lingkungan hidupnya.
Contoh keanekaragaman jenis yang mudah untuk dipahami adalah keanekaragaman tingkat spesies yang ditemukan pada keluarga kucingkucingan (famili Felidae). Dari keanekaragaman tersebut, kita mengenal adanya kucing, harimau, singa, dan cheetah.
Contoh keanekaragaman jenis yang mudah untuk dipahami adalah keanekaragaman tingkat spesies yang ditemukan pada keluarga kucingkucingan (famili Felidae). Dari keanekaragaman tersebut, kita mengenal adanya kucing, harimau, singa, dan cheetah.
Keanekaragaman yang terdapat pada Felidae. (a) Kucing, (b) harimau, dan (c) cheetah merupakan spesies yang berbeda. |
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya
beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut. Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput (savana), bioma hutan gugur, dan bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra. Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem perairan tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang
Contoh Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan jenis makhluk hidup yang menempatinya
beragam pula. Keanekaragaman seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang memengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim, tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman. Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut. Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan (eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput (savana), bioma hutan gugur, dan bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra. Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem perairan tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu karang
Contoh Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:
Contoh beberapa jenis ekosistem di antaranya (a) bioma tundra, (b) ekosistem air laut, (c) bioma savana, dan (d) ekosistem air tawar. |
Salah satu penyebab keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis. Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di daerah dingin terdapat bioma tundra yang ditumbuhi sejenis lumut. Hewan yang dapat hidup antara lain rusa kutub dan beruang kutub.
Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga yang ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan konifer dan ditempati hewan seperti anjing hutan dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis yang memiliki flora dan fauna yang sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem. Keanekaragaman hayati harus dilestarikan karena di dalamnya terdapat berbagai jenis hewan/ tumbuhan asli dan khas yang bermanfaat untuk mengembangkan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen yang mengalami gangguan sehingga timbul perubahan tatanan ekosistem. Gangguan terhadap ekosistem dapat mengubah wujud ekosistem baik secara perlahan-lahan maupun secara cepat. Contoh gangguan ekosistem antara lain penebangan hutan secara liar dan perburuan hewan secara ilegal. Bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, dan letusan gunung berapi juga
dapat memusnahkan ekosistem dan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Di daerah beriklim sedang terdapat bioma taiga yang ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan konifer dan ditempati hewan seperti anjing hutan dan rusa kutub. Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis yang memiliki flora dan fauna yang sangat beraneka ragam.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, jenis dan ekosistem. Keanekaragaman hayati harus dilestarikan karena di dalamnya terdapat berbagai jenis hewan/ tumbuhan asli dan khas yang bermanfaat untuk mengembangkan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen yang mengalami gangguan sehingga timbul perubahan tatanan ekosistem. Gangguan terhadap ekosistem dapat mengubah wujud ekosistem baik secara perlahan-lahan maupun secara cepat. Contoh gangguan ekosistem antara lain penebangan hutan secara liar dan perburuan hewan secara ilegal. Bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, dan letusan gunung berapi juga
dapat memusnahkan ekosistem dan keanekaragaman hayati di dalamnya.
0 Response to "Tingkat Keanekaragaman Hayati (Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen, Jenis, dan Ekosistem)"
Posting Komentar