Bahan Kimia Berbahaya (bahan Kimia Mudah Terbakar, Beracun, Korosif, dan Mudah Meledak)

Bahan-bahan kimia yang berbahaya ada yang mudah terbakar, beracun, korosif (merusak),
dan mudah meledak.
1. Bahan Kimia yang Mudah Terbakar
       Dalam kegiatan praktikum mungkin digunakan spiritus, alkohol, dan eter. Tahukah kita bagaimanakah sifat bahan-bahan tersebut, berbahaya tau tidak? Bahan-bahan tersebut merupakan bahan kimia yang mudah terbakar sehingga berbahaya jika tidak hati-hati.
Bahan kimia yang mudah terbakar memiliki ciri sebagai berikut.
a. Mudah menguap dan uapnya mudah terbakar. Oleh karena itu, jika kita membiarkan wadah bahan-bahan tersebut terbuka, terdapat dua kerugian. Pertama, bahan tersebut akan habis menguap. Kedua, uap tersebut dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Uap bahan kimia tersebut tidak kelihatan dan mudah menyebar ke seluruh ruangan, tetapi sebagian besar berada di permukaan lantai karena lebih berat daripadaberat udara biasa. Oleh karena itu, jika terjadi kebakaran, api akan timbul dari bawah. Agar tidak terjadi kebakaran, bahan kimia yang mudah
terbakar tidak boleh dipanaskan langsung. Untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar, harus digunakan penangas air. Dengan cara demikian larutan tersebut tetap panas namun tidak akan terbakar sebab yang mengalami kontak langsung dengan api adalah penangas airnya. Jika kebakaran terlanjur terjadi, maka api yang ada harus segera dipadamkan. Nyala api yang kecil bisa dipadamkan
dengan kain basah, tetapi jika api besar gunakan alat pemadam kebakaran. Laboratorium yang baik harus menyediakan alat pemadam kebakaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

  
2. Bahan Kimia yang Beracun
       Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk mengawetkan suatu spesimen. Formalin merupakan salah satu contoh bahan beracun dan berbahaya. Selain formalin, masih ada beberapa bahan kimia beracun lainnnya yang sering digunakan di laboratorium, misalnya klorin dan arsen. Efek racun dari bahan kimia akan dapat dirasakan jika bahan kimia ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang melebihi batas normal. Bagaimana bahan kimia beracun dapat masuk ke dalam tubuh?
Ada tiga kemungkinan masuknya bahan kimia beracun ke dalam tubuh, yaitu sebagai berikut.
a. Melalui mulut. Hal ini dapat terjadi jika kita makan atau minum saat praktikum atau bisa juga jika setelah praktikum kita makan atau minum, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Melalui kulit. Dapat terjadi jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit.
c. Melalui pernapasan. Bahan kimia ini jika terisap saat bernapas akan merusak organ pernapasan (paru-paru) sehingga sistem pernapasan akan terganggu. Jika terbawa oleh darah maka organ-organ lain pun akan rusak karena darah akan tersebar ke seluruh tubuh.
     Guna menghindari agar tidak terkena bahan kimia beracun yang berbahaya, gunakanlah sarung tangan untuk menghindari kontak bahan kimia dengan kulit. Jangan makan dan minum saat praktikum berlangsung serta cuci tangan hingga bersih jika praktikum telah selesai. Jika perlu, gunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah terisapnya bahan kimia saat bernapas. Jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit, segera cuci tangan dengan air dan sabun.

3. Bahan Kimia yang Korosif
       Pernahkah mendengar seseorang yang terkena air keras sehingga wajah dan tubuhnya rusak? Bahan yang disebut oleh masyarakat awam sebagai air keras sesungguhnya adalah asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia berbahaya yang bersifat korosif dan banyak digunakan di laboratorium. Selain asam sulfat, sesungguhnya masih banyak lagi bahan yang bersifat korosif yang banyak digunakan di laboratorium, misalnya asam klorida (HCl) dan asam peroksida (H2O2). Bahan kimia korosif sesungguhnya tidak mudah terbakar, namun jika mengalami kontak dengan bahan lain dapat menimbulkan reaksi yang menghasilkan panas. Oleh karena itu, jika bahan korosif terkena bahan kimia yang mudah terbakar maka akan mudah timbul panas atau nyala api.
Jika ada bagian tubuh yang terkena bahan kimia korosif, efeknya akan cepat terasa dan terlihat. Kulit yang terkena bahan kimia ini akan mengalami kerusakan, memerah, perih, gatal, atau mengalami peradangan.
       Guna menghindari bahan kimia korosif, diperlukan kehati-hatian dalam menuangkan bahan-bahan tersebut. Saat praktikum, gunakan sarung tangan dan kacamata pelindung serta jas laboratorium. Namun, jika terjadi kontak dengan tubuh kita, maka segera cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun. Kemudian, segera bawa ke dokter untuk diberi tindakan selanjutnya.

4. Bahan Kimia yang Mudah Meledak 
       Sesungguhnya jenis bahan kimia yang dapat meledak dengan sendirinya sangatlah sedikit. Namun, ada banyak bahan kimia yang jika diperlakukan kurang tepat, misalnya disimpan pada tempat yang tidak cocok atau tercampur dengan bahan lain, dapat sangat mudah meledak. Ledakan
akibat bahan kimia jenis ini terjadi oleh beberapa sebab, diantaranya lain sebagai berikut.
a. Jika bahan kimia ini disimpan di tempat yang terlalu panas atau terlalu lembap.
b. Adanya pencampuran dengan bahan kimia lain yang mengakibatkan reaksi yang menghasilkan panas dan memicu ledakan.
c. Prosedur yang salah saat praktikum, misalnya salah mencampur bahan atau salah memperlakukan bahan yang mudah meledak.
      Praktikum dengan bahan kimia yang berbahaya ini, harus dilaksanakan di tempat terbuka. Gunakan masker untuk melindungi muka. Orang yang melakukan praktikum harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan kimia agar tidak terjadi kesalahan prosedur saat praktikum.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bahan Kimia Berbahaya (bahan Kimia Mudah Terbakar, Beracun, Korosif, dan Mudah Meledak)"

Posting Komentar