Fusi protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda dalam suatu medan listrik. Hal ini akan mengakibatkan kedua sel akan tertarik satu sama lain dan akhirnya mengalami fusi (melebur). Prinsip ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun sel hewan.
Fusi protoplasma pada tumbuhan dilakukan melalui serangkaian tahap. Tahap-tahap tersebut diawali dengan menyiapkan protoplasma. Protoplasma biasanya diambil dari selsel yang masih muda karena mempunyai dinding sel tipis serta protoplasma yang banyak dan utuh.
Tahap selanjutnya adalah mengisolasi protoplasma sel yang telah dipersiapkan. Protoplasma diisolasi dengan cara menghilangkan dinding selnya. Dinding sel ini dihancurkan terlebih dahulu dengan menggunakan enzim kemudian dilakukan penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali. Protoplasma yang didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya. Fusi protoplasma dilakukan dalam suatu medan listrik. Setelah sel-sel tadi mengalami fusi, tahap selanjutnya adalah menyeleksi protoplasma yang dihasilkan. Setiap sel mempunyai spesifikasi tertentu. Protoplasma yang terseleksi kemudian dibiakkan.
Fusi protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel pembentuk antibodi dan sel mieloma. Sel pembentuk antibodi ini adalah sel limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi seperti selsel limfosit B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan antibodi yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu antigen. Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
Kedua prinsip di atas membutuhkan teknik lain agar organisme transgenik yang diperoleh dapat ditumbuhkan. Hal ini penting untuk membuktikan keberhasilan proses yang berlangsung,
terutama untuk sel-sel tumbuhan. Sel-sel tersebut harus dapat ditumbuhkan menjadi organisme utuh. Oleh karena itu, rangkaian proses rekayasa genetika pada tumbuhan membutuhkan teknik kultur jaringan.
Sejarah Perkembangan Rekayasa Genetika
Orang telah mengenal bahwa sifat suatu organisme dibawa dan dipengaruhi oleh gen. Pengenalan ini dimulai semenjak hukum Mendel dikemukakan. Namun, orang belum mengetahui struktur, bentuk, maupun cara gen tersebut dapat mengatur suatu organisme. Penemuan model DNA oleh Watson dan Crick membuka era menuju penelitian rekayasa genetika. Penemuan tersebut diikuti oleh keberhasilan Nirenberg dan Masher dalam menginterpretasikan kode-kode dalam susunan DNA. Selanjutnya diikuti oleh Gilbert, Maxam, dan Sanger pada tahun 1976 yang berhasil mengembangkan metode untuk menganalisis DNA secara tepat. Seribu nukleotida dapat ditentukan hanya dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan metode ini.
Fusi protoplasma pada tumbuhan dilakukan melalui serangkaian tahap. Tahap-tahap tersebut diawali dengan menyiapkan protoplasma. Protoplasma biasanya diambil dari selsel yang masih muda karena mempunyai dinding sel tipis serta protoplasma yang banyak dan utuh.
Fusi protoplasma pada sel hewan dan manusia sangat berguna terutama untuk menghasilkan hibridoma. Hibridoma merupakan hasil fusi yang terjadi antara sel pembentuk antibodi dan sel mieloma. Sel pembentuk antibodi ini adalah sel limfosit B, sedangkan sel mieloma sendiri merupakan sel kanker. Sel hibridoma yang dihasilkan dapat membelah secara tidak terbatas seperti sel kanker, tetapi juga menghasilkan antibodi seperti selsel limfosit B. Hibridoma yang dihasilkan diseleksi karena setiap sel menghasilkan antibodi yang sifatnya khas. Satu antibodi yang dihasilkan spesifik untuk satu antigen. Setiap hibrid ini kemudian diperbanyak (dikloning). Oleh karena antibodi ini berasal dari satu klon maka antibodi ini disebut antibodi monoklonal.
Kedua prinsip di atas membutuhkan teknik lain agar organisme transgenik yang diperoleh dapat ditumbuhkan. Hal ini penting untuk membuktikan keberhasilan proses yang berlangsung,
terutama untuk sel-sel tumbuhan. Sel-sel tersebut harus dapat ditumbuhkan menjadi organisme utuh. Oleh karena itu, rangkaian proses rekayasa genetika pada tumbuhan membutuhkan teknik kultur jaringan.
Sejarah Perkembangan Rekayasa Genetika
Orang telah mengenal bahwa sifat suatu organisme dibawa dan dipengaruhi oleh gen. Pengenalan ini dimulai semenjak hukum Mendel dikemukakan. Namun, orang belum mengetahui struktur, bentuk, maupun cara gen tersebut dapat mengatur suatu organisme. Penemuan model DNA oleh Watson dan Crick membuka era menuju penelitian rekayasa genetika. Penemuan tersebut diikuti oleh keberhasilan Nirenberg dan Masher dalam menginterpretasikan kode-kode dalam susunan DNA. Selanjutnya diikuti oleh Gilbert, Maxam, dan Sanger pada tahun 1976 yang berhasil mengembangkan metode untuk menganalisis DNA secara tepat. Seribu nukleotida dapat ditentukan hanya dalam waktu 1 minggu dengan menggunakan metode ini.
0 Response to "Fusi Protoplasma (Pengertian & Tahapan Fusi Protoplasma)"
Posting Komentar