Pengertian dan Macam-Macam Psikotropika (Bahasan Lengkap Zat Psikotropika)

Zat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain sedatin (Pil BK), rohypnol, magadon, valium, mandarax, amfetamin, fensiklidin, metakualon, metifenidat, fenobarbital, flunitra-zepam, ekstasi, shabu-shabu, dan LSD (Lycergic Alis Diethyl-amide).

Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini dapat diperoleh secara alamiah ataupun buatan manusia (sintetik) yang sifatnya psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.

Macam-Macam Psikotropika

Berdasarkan efek yang ditimbulkan, psikotropika dapat dikelompokkan menjadi obat stimulan, depresan, dan halusinogen.

1. Obat Stimulan (Perangsang)

Obat perangsang atau stimulan adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan rangsang tertentu pada pemakainya. Obat ini bekerja dengan memberikan rangsangan terhadap otak dan saraf. Obat rangsang dapat berupa amphetamine atau turunannya. Stimulan yang sering beredar di pasaran adalah ekstasi dan shabu-shabu.
 
Pemakaian amphetamine sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak terkontrol. Akan tetapi, stimulan juga banyak disalahgunakan dalam bentuk konsumsi di luar batas takaran yang dianjurkan.
 
Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan senang berlebihan, rasa percaya diri yang besar, dan semangat yang terlalu tinggi. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian.

a. Ekstasi
Ekstasi atau methylenedioxy amphetamine (MDMA) merupakan zat kimia turunan amphetamine yang memiliki reaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan amphetamine. Ekstasi mempunyai rumus kimia C11H15NO2. Ekstasi juga disebut pil setan, karena pengaruhnya seperti setan yang merusak sistem saraf pusat dan sel-sel otak. Selain itu, pil ini juga dapat menyebabkan ketergantungan. Ekstasi yang banyak diperdagangkan biasanya berupa kapsul berwarna kuning dan merah muda atau berupa tablet berwarna coklat dan putih. Ekstasi dapat dikategorikan sebagai kelompok obat yang mudah dimodifikasi struktur kimianya untuk memperoleh bahan aktif yang lebih ampuh khasiatnya.
Jika ekstasi diminum maka akan segera timbul gejala-gejala berikut.
  1. Perasaan menjadi sangat gembira, tersanjung, bersemangat, dan puas diri serta menjadi lebih terbuka kepada orang lain.
  2. Tubuh gemetar, gigi gemeletuk, keluar keringat dingin, dan detak jantung tidak normal.
  3. Nafsu makan hilang, pandangan kabur, dan keluar air mata terusmenerus.
  4. Badan panas luar biasa (hipertermia), yang apabila diikuti dengan minum terlalu banyak air akan menimbulkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh yang disebut dengan hipnotermia. Jika terjadi komplikasi dapat menimbulkan kematian.

b. Shabu-shabu
Salah satu turunan amphetamine yang lain adalah metamphetamine yang memiliki rumus kimia C10H15N. Zat ini juga dikenal sebagai shabu-shabu. Bentuknya yang berupa kristal tidak berwarna dan tak berbau sangat mudah larut dalam air. Shabu-shabu memiliki efek yang sangat keras pada susunan saraf. Efek yang dapat ditimbulkan cenderung lebih cepat dan lebih hebat daripada ekstasi. Secara psikis shabu-shabu dapat menimbulkan efek-efek berikut.
  1. Timbulnya perasaan sehat, percaya diri, bersemangat, dan rasa gembira yang berlebihan.
  2. Muncul perasaan berkuasa disertai peningkatan konsentrasi semua.
  3. Nafsu makan menurun, sulit tidur, dan biasanya muncul halusinasi.
Mirip seperti jika mengonsumsi alkohol, pemakai ekstasi dapat dalam jangka lama dapat mengalami penurunan berat badan terus-menerus, kerusakan organ dalam, stroke, bahkan kematian. Jika orang sudah kecanduan, ia akan terus-menerus gelisah, ketakutan, sensitif, bingung, dan putus asa.

2. Obat Depresan

Obat jenis depresan adalah obat yang bereaksi memperlambat kerja sistem saraf pusat. Obat jenis ini biasanya berupa obat tidur dan obat penenang. Obat ini biasanya diminum untuk mengurangi rasa cemas atau untuk membuat pikiran menjadi lebih santai. Obat ini juga dipakai untuk mengatasi insomnia (penyakit kesulitan tidur). Contoh obat penekan saraf pusat antara lain diazepam (valium), nitrazepam (mogadon), luminal, dan pil KB. Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo. Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek, antara lain perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak jelas, mudah tersinggung, serta daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.

3. Obat Halusinogen

Obat jenis halusinogen adalah obat yang jika dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya halusinasi. Halusinogen paling terkenal adalah lysergic acid diethylamide (LSD). Selain itu, ada juga halusinogen yang tak kalah hebatnya dalam menciptakan halusinasi bagi pemakainya, yaitu psilocybin, yang dihasilkan dari spesies jamur tertentu, dan mescaline, yang dihasilkan dari sejenis kaktus yang bernama peyote.
Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini adalah sebagai berikut.
  • Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas.
  • Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
  • Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.

Dampak Akibat Penggunaan Psikotropika

Penggunaan psikotropika dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, banyak terjadi tindakan kriminal yang disebabkan karena penyalahgunaan zat psikotropika. Pengguna zat psikotropika akan mengalami kehancuran dalam hidupnya dan akan mengalami gangguan kesehatan sehingga masa depannya menjadi suram.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika adalah sebagai berikut:
  • Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada kematian.
  • Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi.
  • Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan (eufhoria), dan kematian.
  • Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
  • Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan kematian.

Ciri-Ciri Pengguna Psikotropika

Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri fisiknya, yaitu:
  • Badannya lemas dan tidak bertenaga.
  • Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
  • Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.
  • Rambut dan giginya rontok.
Orang yang telah kecanduan zat adiktif dan psikotropika dapat kita lihat dari fisiknya. Ciri-ciri korban ketergantungan zat adiktif dan psikotropika adalah sebagai berikut.
1. Mengalami gangguan pada sistem saraf (neurologis)
Contoh gangguan pada sistem saraf, antara lain kejangkejang, halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf tepi.
2. Mengalami gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, antara lain infeksi akut otot jantung dan gangguan peredaran darah.
3. Mengalami gangguan pada kulit (dermatologis)
Contoh gangguan pada kulit, antara lain penanahan (abses), alergi, dan eksim.
4. Mengalami gangguan pada paru-paru (pulmoner)
Contoh gangguan paru-paru, antara lain penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan jaringan paru-paru.
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur.
6. Mengalami gangguan kesehatan reproduksi, yaitu pada endokrin, seperti penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
7. Pada remaja perempuan, mengalami perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
 
Pada pecandu narkotika seperti putaw (heroin) biasanya mengalami kehilangan berat badan sehingga tampak kurus. Pecandu yang sudah parah biasanya takut pada sinar matahari atau air. Kalau panas ia akan sangat kepanasan, begitupun kalau dingin, akan sangat kedinginan. Oleh karena itu, biasanya pecandu akan lebih banyak tinggal di dalam kamar. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

Pencegahan dan Pengobatan Ketergantungan Zat Psikotropika

Dari berbagai dampak negatif penggunaan zat psikotropika, perlu adanya upaya untuk menghindarinya. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjauhi pengaruh negatif zat psikotropika adalah sebagai berikut:
  • Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, salah satunya dengan sering mengikuti dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.
  • Menjauhi zat psikotropika dan tidak mencoba untuk mengkonsumsinya.
  • Tidak bergaul dengan pemakai ataupun pengedar zat psikotropika.
  • Sering mengikuti penyuluhan dan seminar tentang narkotika agar dapat membentengi diri dari penyalahgunaan psikotropika.
  • Menyibukkan diri dengan hal-hal yang sifatnya positif.

Tidak jarang pengguna zat psikotropika yang pada akhirnya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan zat tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya pengobatan guna untuk pemulihan kondisi tubuh pengguna. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ketergantungan terhadap zat psikotropika adalah sebagai berikut:
  • Memeriksakan kesehatan tubuh pengguna ke dokter dan mengkonsultasikan upaya untuk menghilangkan racun yang ditimbulkan akibat zat psikotropika.
  • Sikap peduli dan perhatian dari anggota keluarga, teman, dan sahabat dapat memberikan semangat untuk sembuh dari ketergantungan akan zat psikotropika.
  • Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
  • Sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap, dan perilakunya sehingga tidak memakai narkoba atau berhenti memakai zat adiktif dan psikotropika.

Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan sifat ketagihan dan ketergantungan yang ditimbulkannya sangat kuat. Oleh karena itu, upaya pengobatan harus diikuti dengan upaya pencegahan agar mantan pecandu tidak kembali lagi menjadi pecandu. Meskipun demikian, masih banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Ada tiga tingkat pencegahan terhadap zat psikotropika, yaitu sebagai berikut.

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika di keluarga? Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah anggota keluarga terjerumus penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
  1. Pelajari fakta dan gejala dini penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
  2. Menjadikan orang tua sebagai teladan. Orang tua yang baik, hendaknya berhenti merokok, minum minuman beralkohol, atau memakai zat adiktif dan psikotropika serta membuang semua peralatan dan persediaan rokok atau minuman beralkohol.
  3. Kembangkan kemampuanmu untuk menolak penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Jika ada teman yang memaksa atau membujuk menggunakan narkoba, kamu berhak menolak. Carilah kawan sejati yang tidak menjerumuskan.
  4. Mengikuti kegiatan yang sehat dan kreatif.
  5. Mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi:
  1. Tahapan penerimaan awal (initial intake), Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental.
  2. Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas:
  1. Tahapan stabilisasi, Tahapan stabilisasi dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakyat.
  2. Tahapan sosialiasi dalam masyarakat, Tahapan ini dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, dan mengembangkan kegiatan alternatif.

Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan

Sebenarnya zat adiktif dan psikotropika bermanfaat dalam bidang kesehatan, tetapi dalam dosis yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika yang berlebihan dan tidak sesuai dosis dapat menyebabkan dampak-dampak negatif, seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Berikut ini zat adiktif dan psikotropika yang digunakan dalam bidang kesehatan.

1. Zat Stimulan

Zat stimulan adalah zat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran sehingga kemampuan beraktivitas akan meningkat selama beberapa jam. Jenis zat stimulan, antara lain kafein, kokain, dan amfetamin. Contoh zat stimulan yang sekarang disalahgunakan adalah shabu-shabu dan ekstasi.

2. Zat Depresan

Dalam bidang kedokteran, zat depresan adalah zat yang menekan sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Kelebihan dosis zat ini dapat mengakibatkan kematian. Jenis zat adiktif depresan, antara lain opioda dan berbagai turunannya, seperti morfin dan heroin. Contoh yang populer adalah putaw.

3. Zat Narkotika

Dalam bidang kedokteran zat narkotika digunakan sebagai zat analgesik kuat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dalam pembedahan. Zat yang termasuk kelompok narkotika adalah ganja, opium, dan kokain.

4. Alkohol

Di bidang kesehatan, alkohol digunakan sebagai zat desinfektan. Zat desinfektan adalah zat yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Alkohol juga dipakai untuk mencuci alat-alat kedokteran.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian dan Macam-Macam Psikotropika (Bahasan Lengkap Zat Psikotropika)"

Posting Komentar