Macam-Macam Bunyi Pantul dan Hukum Pemantulan Bunyi (Gaung / Kerdam, Gema)

Hukum Pemantulan Bunyi - Pernahkah kalian berteriak di dalam ruangan yang tertutup rapat? Apa yang kalian dengar? Samar-samar akan terdengar suara yang meniru suaramu. Hal ini terjadi karena suaramu dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan.
hukum pemantulan bunyi, yaitu sebagai berikut.
1) Bunyi pantul dan bunyi datang terletak pada suatu bidang datar.
2) Besar sudut pantul sama dengan sudut datang.

Macam-macam Bunyi Pantul

Keras-lemahnya bunyi pantul tergantung dari cepat rambat bunyi, jarak antara pendengar dengan dinding pemantul, dan jarak sumber bunyi dengan dinding pemantul. Bunyi pantul dibedakan menjadi 3, yaitu bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, gaung atau kerdam, dan gema.

a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Yaitu bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya sehingga bunyi asli terdengar lebih keras. Bunyi pantul ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dan pendengar dekat dengan dinding pantul sehingga bunyi dipantulkan dengan sangat cepat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut!
Macam-Macam Bunyi Pantul - Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli

b. Gaung atau kerdam
Yaitu bunyi pantul yang terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli hanya terdengar sebagian. Gaung terjadi karena sumber bunyi dan pendengar jaraknya cukup dekat dengan dinding pantul.
Gaung juga dapat terjadi karena bunyi memantul pada bidang pantul yang tidak rata. Akibatnya, bunyi-bunyi pantul yang terjadi saling bertumpuk. Bertumpuknya bunyi-bunyi pantul menyebabkan sebagian bunyi asli mengalami pelemahan dan sebagian lainnya mengalami penguatan sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Perhatikan ilustrasi berikut!
Macam-Macam Bunyi Pantul - Gaung atau kerdam
Gaung merupakan jenis pemantulan bunyi yang merugikan. Gaung sering terjadi pada tebing-tebing terjal, gua, aula, dan gedung bioskop. Oleh karena itu, dalam aula dan gedung bioskop digunakan peredam suara untuk mengurangi gaung. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai peredam antara lain karpet, kertas karton, kain wol, gabus, dan busa.

c. Gema
Yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai terdengar. Bunyi pantul ini terjadi apabila jarak sumber bunyi dan pendengar jauh dari dinding pemantul. Perhatikan ilustrasi berikut!
Macam-Macam Bunyi Pantul - Gema

Selisih waktu antara terjadinya bunyi asli dan bunyi pantul pada peristiwa gema dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan rumus cepat rambat bunyi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu s = v . t. Pada peristiwa gema, selisih waktu antara bunyi asli dan bunyi pantul merupakan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak bolak balik dari sumber bunyi menuju pendengar.


Kelelawar dapat mengetahui buah yang matang bukan dari bau atau warna buah tetapi dari pantulan suaranya. Begitu juga kenapa dokter dapat mendengarkan detak jantung atau gerakan nafas dari orang sakit. Hal itu dapat terjadi karena suara dapat mengalami pemantulan. Saat rambatan bunyi terhalang oleh benda, maka akan mengalami pemantulan. Peristiwa pemantulan bunyi selalu mengikuti hukum-hukum pemantulan.

Peristiwa pemantulan bunyi terjadi ketika kita berteriak di tepi gunung karena suara kita membentur lereng gunung. Akibatnya kita akan mendengar kembali sura kita sesaat setelah kita berhenti. Waktu yang diperlukan untuk rambatan suara kembali tergantung pada jarak antara kita dengan lereng pemantulnya. Hal ini dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut atau untuk mencari logam yang tengelam di dasar laut dengan menggunakan sonar.


Pemantulan Bunyi dalam Keseharian
Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa contoh peristiwa pemantulan bunyi yang terjadi. Peristiwa-peristiwa pemantulan bunyi ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada juga yang bersifat merugikan. Contoh, ketika kamu berbicara dalam ruangan, maka sesaat kemudian terdengar
suara dari pantulan bicara kamu. Waktu pantul berlangsung cukup singkat. Gejala ini disebut gaung. Suara pantulan ini akan mengganggu suara aslinya. Sehingga suara asli akan terdengar tidak jelas.

Pemantulan gelombang bunyi pun ada yang bersifat menguntungkan, misalnya penggunaan sonar yang digunakan nelayan untuk mendeteksi keberadaan ikan di bawah kapal mereka. Sebuah sumber bunyi dirambatkan ke dalam air sehingga menjalar ke segala arah. Jika di bawah kapal ada segerombolan ikan, gelombang bunyi akan dipantulkan kembali ke atas dan diterima oleh alat yang dapat menangkap gelombang bunyi pantulan tersebut. Dengan demikian, pencarian ikan akan lebih efektif. Selain itu nelayan juga dapat memperkirakan kedalaman ikan-ikan tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Macam-Macam Bunyi Pantul dan Hukum Pemantulan Bunyi (Gaung / Kerdam, Gema)"

Posting Komentar