Ciri Lumut dan Cara Perkembangbiakan Lumut (Bryophyta)



       Lumut sering kita lihat menempel pada dinding kamar mandi, dinding sumur, batu-batuan, sawah, parit, pohon, tepi sungai, dan lain-lain. Lumut biasa kita temukan hidup dan tumbuh di tempat-tempat yang lembap dan basah.
A. Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
       Lumut merupakan tumbuhan yang kecil, sederhana, dan tumbuh pada tempat yang basah. Ada sekitar 23.000 species lumut yang telah diidentifikasi. Apabila ada tangkai yang berdiri tegak dengan alat-alat seperti benang yang keluar pangkalnya, maka bagian ini merupakan rizoid atau akar yang berfungsi untuk mengukuhkan berdirinya tumbuhan dan untuk mengisap air. Jika ada alat-alat yang hijau, pipih seperti daun, dan terdapat tangkai ini merupakan daun dan batang.
Lumut tersebut berarti lumut seperti tumbuhan tingkat tinggi. Menurut para ahli termasuk tumbuhan berkormus, yaitu tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tetapi ada pula sebagian lumut yang sudah memiliki batang dan daun sejati, tetapi akarnya masih berupa akar semu misalnya lumut daun seperti Gambar berikut.
        Dari hasil penelitian diketahui lumut ini tidak mempunyai jaringan pengangkutan seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Karena kesederhanaan strukturnya inilah lumut kadang-kadang dianggap sebagai moyang tumbuhan berpembuluh. Selain itu, lumut dianggap merupakan bentukan intermediet dari alga, tetapi dari catatan fosil ada yang menganggap itu tidak benar.

B. Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut
       Lumut mengalami reproduksi seksual, karena anteridium akan menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma) yang nantinya akan dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup di tempat yang basah. Sel sperma ini dapat berenang. Arkegonium akan menghasilkan ovum. Perhatikan Gambar berikut ini! Sel sperma (spermatozoid) akan berenang menuju arkegonium dan terjadilah pembuahan. Jadi, lumut mengalami pergiliran keturunan/metagenesis.

     Pada arkegonium yang berbentuk seperti botol, ada bagian lebar yang disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat satu sel pusat besar, yang siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi sel telur. Bagaimana dengan bentuk anteridium? Bentuk anteridium seperti gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis selsel

mandul, di dalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk.
       Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi dan akan membuka pada ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi lendir yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermatozoid. Jika dibuahi akan menjadi zigot yang tidak akan memerlukan waktu istirahat, tetapi akan terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora yang disebut sporogonium.
       Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium ini akan memproduksi spora (4 spora yang berkelompok/tetrade) dengan pembelahan meiosis, kemudian terlepas. Apabila dalam keadaan lingkungan yang cocok sporangium akan terbuka sehingga spora akan terlepas dan jatuh pada tempat yang cocok.
Spora yang kecil (haploid) akan berkecambah menjadi suatu protalium disebut dengan protonema, bentuknya seperti benang tumbuh memanjang di atas tanah. Protonema ini akan tumbuh menjadi besar, tetapi ada pula yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut.

        Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut menunjukkan adanya pergiliran keturunan/metagenesis yang jelas. Perhatikan mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang haploid. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut sebagai fase gametofit. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporogonium ini tidak hidup sendiri, tetapi mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Sporogonium akan mengalami pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase ini disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya kedua fase ini akan terjadi secara bergantian.
       Tahukah Anda selain memperbanyak diri dengan spora, lumut juga melakukan pembiakan secara vegetatif dengan kuncup eram. Pembiakan ini dapat terjadi dengan bermacam-macam cara, pada protonema, talus, atau bagianbagian lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari induknya dan tumbuh menjadi individu baru.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ciri Lumut dan Cara Perkembangbiakan Lumut (Bryophyta)"

Posting Komentar