Contoh Zat Pewarna, Penyedap, Pengawet Pada Makanan

Zat pewarna, penyedap, dan pengawet pada makanan tidak bisa kita hindarkan dalam kehidupan sekarang ini. Kita makan untuk hidup. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh kita berupa: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Selain zat makanan tersebut di atas, di dalam makanan kita masih terdapat zat-zat lain yang pada umumnya tidak mempunyai nilai gizi. Zat-zat ini disebut zat tambahan pada makanan.

Zat tambahan tersebut ada yang sengaja ditambahkan dan ada yang tidak sengaja ditambahkan pada makanan. Sengaja dicampurkan dengan makanan, dengan maksud agar makanan tersebut tampak menarik, lebih sedap bau dan rasanya, dan lebih awet. Sedangkan zat yang tidak sengaja ditambahkan pada makanan, misalnya obat hama yang mungkin masih ada pada sayur-sayuran, dan obat hormon pada daging ayam.

Zat-zat tambahan tersebut berbahaya bagi manusia bila termakan, maka disebut zat pencemar.

Zat Warna pada Makanan

Zat ini ditambahkan pada makanan untuk membuatnya lebih menarik sehingga menambah nafsu makan. Penggunaan zat warna yang tidak sesuai dapat memberi efek yang sebaliknya.
Umumnya kita menggunakan dua macam zat warna untuk makanan:
  1. Zat warna nabati, misalnya warna hijau dari daun suji, dan warna kuning atau jingga dari kunir (curcuma).
  2. Zat warna sintetik.

Contoh Zat Pewarna pada Makanan
Beberapa contoh bahan pewarna buatan yaitu sebagai berikut:
Zat Warna pada Makanan - contoh-contoh zat warna makanan

Zat Penyedap Pada Makanan

Di antara semua zat tambahan pada makanan, zat penyedap merupakan zat yang paling banyak digunakan. Sebagian besar zat penyedap merupakan zat sintetik. Suatu jenis zat penyedap yang banyak digunakan pada minuman sirup dan kue ialah ester-ester (essence) yang memberi aroma buah-buahan.
Tabel Contoh Ester-Ester yang memberi aroma buah-buahan
Zat pengaroma pada Makanan - Tabel Contoh Ester-Ester yang memberi aroma buah-buahan

Mononatrium glutamat ialah suatu asam amino karboksilat yang diperlukan tubuh kita untuk membentuk protein. Zat ini diperdagangkan dengan berbagai merek. Walaupun demikian penggunaan zat ini sebagai penyedap makanan tidak boleh berlebihan. Penggunaan zat ini secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek yang merugikan kesehatan. Di Amerika disinyalir zat penyedap ini sudah menimbulkan penyakit ”Chinese Restaurant Syndrome”. Gejala penyakit ini ialah sakit kepala, sesak nafas, badan letih, dan sakit dada seperi kena serangan penyakit jantung.

Dalam minuman sering kali digunakan zat pemanis sintetik yang sifatnya jauh lebih manis daripada gula pasir, misalnya sakarin, dulsin, dan siklamat. Di beberapa negara zat ini sudah dilarang dipakai lagi karena dapat menimbulkan penyakit kanker pada hewan percobaan.
Contoh Zat pemanis pada makanan
Contoh Zat pemanis pada makanan

Zat Pengawet pada Makanan

Penggunaan gula dan garam sebagai pengawet sudah diketahui banyak orang. Untuk makanan dalam kaleng umumnya digunakan zat pengawet lain, contoh zat pengawet ini diantaranya natrium-benzoat, nipogin, sendawa, dan asam sitrat. Ada kalanya digunakan juga antibiotik.

Minyak dan lemak jika tidak disimpan dengan baik, lama-kelamaan menjadi tengik atau berbau tak sedap. Peristiwa ini terjadi karena asam lemak yang tidak jenuh dalam bahan ini teroksidasi. Udara, cahaya, dan kerja bakteri adalah penyebabnya. Untuk mencegah proses ini pada minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang tergolong ”antioksidan”,
Contohnya:
  1. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
  2. Butil Hidroksi Toluena (BHT)

Biasanya antioksidan digunakan bersama dengan asam sitrat atau asam askorbat (vitamin C) yang fungsinya untuk memperkuat kerja antioksidan itu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Zat Pewarna, Penyedap, Pengawet Pada Makanan"

Posting Komentar