Pengertian dan Jenis Zat Aditif, Fungsi, dan Dampak Penggunaan Zat Aditif

Pengertian Zat Aditif

Zat aditif adalah zat tambahan yang sengaja dimasukkan ke dalam makanan dengan tujuan tertentu.

Di dunia terdapat berbagai jenis makanan yang disajikan secara higienis, menarik, tahan lama, dan aroma yang menggoda. Makanan-makanan tersebut biasanya diberikan bahan tambahan untuk tujuan tertentu, misalnya memberikan rasa sedap, mengawetkan, warna, pemanis, dan memberikan aroma. Zat-zat tambahan yang digunakan pada makanan dengan tujuan tertentu dinamakan zat aditif.
Penggunaan zat aditif dapat ditemukan juga pada makanan yang tahan lama, seperti daging dan buah yang dijual dalam kemasan kaleng. Dalam kondisi normal, makanan tersebut tidak dapat bertahan lama dan cepat membusuk. Namun, setelah daging dan buah tersebut mengalami beberapa proses produksi dengan ditambahkan bahan pengawet serta dikemas dalam bentuk kaleng, makanan tersebut dapat bertahan lebih lama dari biasanya.

Selain digunakan pada makanan, zat aditif juga sering ditambahkan pada minuman. Minuman yang sering kita nikmati sebagai pelepas dahaga, tidak jarang mengandung zat aditif. Misalnya, sirup mengandung bahan pewarna dan pemanis buatan. Dengan penambahan zat aditif pada proses pembuatan sirup, menyebabkan sirup tersebut terasa manis dan memiliki aroma yang menggoda.

Jenis Zat Aditif Berdasarkan Bahannya

Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu:
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam.

2. Zat Aditif Sintetis (Buatan)
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis di antaranya formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin.

Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.

Fungsi Zat Aditif pada Makanan

Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
  • Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
  • Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.
  • Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
  • Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.
  • Memberikan rasa sedap pada makanan.
  • Memberikan aroma yang khas pada makanan.

Jenis-Jenis Zat Aditif

Beberapa jenis zat aditif yang sering kita temukan dalam produk-produk makanan, yaitu:

1. Pewarna

Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik dalam penyajiannya. Kecenderungan manusia menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan. Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik.

a. Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuhtumbuhan. Pewarna alami cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi. Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jenis-jenis zat aditif pewarna alami

b. Pewarna Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Pewarna ini berupa bahan-bahan kimia yang merupakan hasil sintesis di laboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam.

Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker.

Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jenis-jenis zat aditif pewarna sintetik pada makanan

2. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa

Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah-rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam.
 
Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit Chinese Restaurant Syndrome yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas.

Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Zat aditif pada Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa sintetik

3. Pengawet

Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa gula dan garam.

Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Zat aditif pada pengawet makanan sintetik

4. Pemanis

Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan.

Beberapa jenis pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jenis-Jenis zat aditif pada Pemanis Sintetik

5. Anti Oksidan

Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan anti oksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan pada pengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butilhidroksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.

Dampak Penggunaan Zat Aditif pada Makanan

Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif. Berikut ini adalah uraiannya. Ayo cermati.

1. Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif

Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan zat iodin.
 
Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan untuk memberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok, kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdilan).

Orang yang memiliki penyakit diabetes melitus (kencing manis) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula.

Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinya kerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi, maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.

2. Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi dalam makanan tersebut.

Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalam kemasan kaleng dapat bertahan berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah melewati masa kadaluarsa.

Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut:
  • Boraks dan formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan.
  • CFC dan tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati dan ginjal.
  • Siklamat dan sakarin yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker.
  • Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai bahan penyedap dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan saraf.

Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Penggunaaan zat aditif pada makanan seringkali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut:
  1. Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.
  2. Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya.
  3. Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
  4. Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.
  5. Memeriksa tanggal produksi dan masa kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi.
  6. Memeriksa bahan-bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi bahan pada kemasan.
  7. Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen Kesehatan atau belum.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian dan Jenis Zat Aditif, Fungsi, dan Dampak Penggunaan Zat Aditif"

Posting Komentar