Gametogenesis (Gambar Proses Spermatogenesis pada Pria & Oogenesis pada Wanita)

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet pada suatu individu. Gametogenesis dibagi menjadi dua macam, yaitu spermatogenis dan oogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma. Sedangkan, oogenesis adalah pembentukan sel telur (ovum).

Pada saat gametogenesis berlangsung, terjadi pembelahan secara meiosis untuk mengurangi jumlah
kromosom menjadi setengah dari kromosom induknya (n). Jika ovum dan sperma bersatu akan membentuk zigot yang memiliki kromosom 2n.

1. Spermatogenesis (Pembentukan Sperma)

Spermatogenesis terjadi di dalam testis, yaitu di bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus terjadi beberapa tahapan yang berlangsung secara berurutan. Sperma yang dihasilkan di tubulus seminiferus adalah sperma muda yang memiliki banyak sitoplasma. Proses pendewasaannya terjadi di epididimis. Sperma ini dipelihara oleh sel sertoli.

Berikut ini merupakan gambar proses spermatogenesis pada pria:
gambar proses spermatogenesis pada pria

Spermatogenesis dimulai dari pertumbuhan spermatogonium menjadi spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder. Kemudian, spermatosit membelah secara meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid merupakan gamet muda dan memiliki banyak protoplasma.

Setelah mengalami diferensiasi yang rumit, spermatid berubah menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil menjadi kepala sperma dan sebagian besar sitoplasma dibuang. Hal ini dilakukan agar sperma mudah bergerak. Sperma ini mengandung enzim yang memiliki peranan penting untuk menembus membran sel telur (ovum). Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, seperti Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), dan hormon testosteron.

a. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi memacu pertumbuhan sperma. Pada wanita, FSH berfungsi memacu pertumbuhan sel telur.

b. LH (Lutenizing Hormone)
LH dihasilkan oleh hipofisa anterior. Hormon ini berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig) untuk mensekresi hormon testosteron. Pada wanita, sel ini berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi.

c. Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen) dihasilkan oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.

2. Oogenesis (Pembentukan sel telur / ovum)

Setelah memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami menstruasi. Hal ini menandakan alat reproduksinya mulai berfungsi.
Berikut ini merupakan gambar proses oogenesis pada perempuan:
gambar proses oogenesis pada perempuan - wanita

Oosit primer yang terbentuk melakukan pembelahan secara meiosis menghasilkan oosit sekunder dan satu badan polar. Kemudian, oosit sekunder membelah kembali menjadi ootid dan satu sel badan polar kedua. Sedangkan, badan polar I membelah menjadi dua badan polar. Menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dan sperma, ootid berkembang menjadi ovum. Ketiga badan polar yang menempel pada ovum mengalami degenerasi. Jadi, oogenesis menghasilkan satu sel ovum dan tiga badan polar.

Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium. Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gametogenesis (Gambar Proses Spermatogenesis pada Pria & Oogenesis pada Wanita)"

Posting Komentar