Penemuan sel pertama kali diawali dengan
ditemukannya mikroskop oleh Antoni von Leeuwenhoek. Bentuk mikroskop
tersebut yaitu. Adanya penemuan mikroskop ini mengilhami ilmuwan Inggris, Robert
Hooke (1635- 1703), ahli pembuat mikroskop, melakukan pengamatan terhadap
suatu obyek biologi. Saat itu ia mengamati irisan penampang melintang gabus
batang tumbuhan. Ia melihat bahwa di
dalam irisan itu terdapat rongga segi enam yang kosong dan mati. Ia menyebut
rongga tersebut dengan nama sel, yang berasal dari kata cellula yang
berarti ‘kamar’. Dengan penemuan sel oleh Robert Hooke, para ahli mulai tertarik,
apalagi setelah diketahui bahwa bagian yang penting dari sel tidak hanya
dinding selulosa yang dilihat Robert Hooke, tetapi meliputi isi sel tersebut.
Tahun 1838, dua ahli biologi Jerman,
yakni Mathias J. Schleiden yang ahli botani dan Th eodor Schwann yang
ahli zoo logi, membuktikan bahwa sel itu hidup dan bukanlah kamar
kosong. Namun, di dalam sel tersebut terdapat sitoplasma yang berisi cairan.
Oleh karena itu, muncullah teori terkait sel. Teori ini dinamakan teori
sel yang berbunyi
bahwa
semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sel merupakan bagian terkecil makhluk
hidup yang memiliki aktivitas kehidupan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa sel
merupakan penyusun dasar tubuh makhluk hidup.
Penelitian tentang sel kemudian
dilanjutkan oleh Felix Dujardin. Ia mene mukan bahwa sel terdiri atas
dinding sel dan isi sel. Isi sel ini meliputi materi yang bersifat hidup dan
termasuk bagian terpenting sel hidup. Isi sel tersebut dinamakan protoplasma
dengan arti zat pertama yang dibentuk. Sebenarnya, istilah protoplasma
sudah diperkenalkan pertama kali tahun 1839 oleh ahli fi siologi J. Purkinye.
Protoplasma merupakan bagian sel yang berisi cairan menyerupai agar-agar.
Pada tahun 1858 Rudolf Virchow melengkapi
teori tentang sel tersebut. Ia menemukan bahwa setiap sel berasal dari sel yang
ada sebelumnya (omnis cellula cellula), sehingga muncul teori sel yang
menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan pertumbuhan. Tahun 1880 August
Weismann memberikan suatu kesimpulan bahwa sel yang ada saat ini dapat
ditelusuri asal-usulnya hingga makhluk hidup yang paling awal. Inilah sejarah
penemuan sel dari awal hingga abad ke-19. Tentunya, pembahasan sel saat ini
semakin berkembang.
Jadi
Penemu sel yang pertama kali adalah Robert Hook, supaya lebih jelas, kita
uraikan satu-satu lagi:
1. Antonie van Leeuwenhoek
Antonie van Leeuwenhoek lahir di Delft,
negeri Belanda pada tanggal 24 Oktober 1632 dan meninggal tanggal 26 Agustus
1723. Ia disebut Bapak mikrobiologi karena penemuannya tentang mikroskop
berlensa
tunggal. Mikroskop temuannya
memakai perbesaran 50-300 kali. Karirnya dalam bidang biologi yaitu pada tahun
1674 ia menemukan sel bakteri dan Protozoa dari pengamatannya terhadap air.
Kemudian pada tahun 1677 ia menemukan spermatozoa. Karena penemuan ini maka
secara tidak langsung ia dapat menumbangkan “teori generatio spontonea”
2. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada
sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat
rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara
keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga
tersebut dinamakan sel.
3. Schleiden (1804-1881) dan T.
Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan
dan tumbuhan. Schleiden mengadakan
penelitian terhadap tumbuhan.
Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun
tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan
adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam
pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak
sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah
sel.
Dari dua penelitian tersebut
keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
4. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati
struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang
terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup
dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses
yang terjadi di dalam sel.
5. Felix Durjadin dan Johannes
Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati
struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada
cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
6. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya
proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli
biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural
makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional
makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi
makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa
pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan
makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.
0 Response to "Sejarah Penemuan Sel dan Penemu Sel"
Posting Komentar