Sistem Saraf Pada Manusia (Sel Saraf, Impuls, Sinapsis, Selaput Mielin, Lekung Refleks, Saraf Pusat)

Sistem saraf merupakan sistem yang menyebabkan kita dapat berbicara, tertawa, berlari, duduk, bekerja, dan melakukan serangkaian kegiatan lainnya yang berlangsung secara harmonis. Bahkan ketika kita sedang tidur pun, sistem saraf menjaga denyut jantung terus berdetak, paru-paru terus bernapas.
      Kita dapat menggaruk dalam keadaan tidak sadar (sedang tidur), dapat membalikkan badan jika otot tubuh terasa tidak nyaman dan seterusnya. Perasaan sedih dan bahagia pun ada kaitannya dengan sistem saraf.
1. Sel Saraf
       Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf (neuron), yang bentuk dan fungsinya berbeda-beda. Sel saraf memiliki tugas khusus untuk menghantar impuls. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf yang berisi inti sel, neurit (akson), yaitu serabut yang keluar dari badan sel dengan panjang yang berbeda-beda (sampai 2 meter pada beberapa jenis hewan). Neurit berfungsi sebagai tempat merambatnya impuls dari badan sel. Selain badan sel dan neurit, sel saraf memiliki dendrit, serabut tempat masuknya rangsang dan merambatnya impuls ke badan sel.
      Sel saraf ada tiga macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung. Bentuknya dapat kamu lihat pada gambar berikut:
 a. Sel saraf sensorik, bekerja menerima rangsang dari luar untuk dilanjutkan ke sel saraf berikutnya.
Sel saraf sensorik memiliki badan sel yang letak-nya berada di luar pusat saraf, yaitu di
seluruh bagian tubuh yang dapat disentuh oleh rangsang, misalnya, di bagian kulit dan di pancaindera. Di kiri kanan sumsum tulang belakang, saraf sensorik berkumpul dalam bentuk ganglion.
b. Sel saraf motorik, bekerja menerima rangsang atau pesan dari pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang) dan merambatkan impulsnya ke efektor. Efektor, yaitu bagian tubuh yang melakukan kontraksi sebagai respons terhadap rangsang. Sel saraf motorik memiliki badan sel
yang terletak di dalam pusat saraf. Dendritnya pendek, tetapi neuritnya panjang.
c. Sel saraf penghubung, terletak di pusat saraf. Bekerja menghubungkan sel-sel saraf tepi (sensorik ataupun motorik).
      Sel saraf penghubung bentuknya pendek. Neurit dan dendrit ukurannya sama. Dendritnya membentuk hubungan dengan ujung saraf sensorik, membentuk hubungan dengan dendrit saraf motorik. Saraf penghubung menerima impuls saraf dari saraf sensorik, kemudian menyampaikan impuls tersebut ke pusat saraf. Setelah pusat saraf menerjemahkan impuls saraf menjadi sebuah pesan, pesan tersebut disampaikan oleh saraf penghubung melalui aksonnya kepada saraf motorik.
 2. Impuls
       Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi
Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya rangsang.

3. Sinapsis
       Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis. Coba kita amati contoh sinapsis pada gambar berikut:
        Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel.
       Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau
neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin. Perhatikan Gambar berikut:

      Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrit yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin.

4. Selaput Mielin
       Neurit dan dendrit dikelilingi oleh sel-sel Schwann. Sel-sel Schwann membentuk membran plasma khusus yang disebut mielin. Perhatikan gambar berikut:
 Tahukah kamu, apa fungsi selaput mielin? Selaput mielin berfungsi sebagai isolator agar tidak terjadi hubungan pendek dari impuls.

5. Lengkung Refleks
       Bagaimana sel-sel saraf membentuk sebuah gerak? Fungsi sistem saraf dilaksanakan oleh sel-sel saraf dengan cara pengiriman impuls saraf tepi (saraf sensoris) ke pusat saraf, kemudian dari pusat saraf melalui saraf tepi (saraf motoris) ke bagian-bagian tubuh yang disebur efektor.
Pada Gambar berikut ditunjukkan sel saraf sensorik, sel saraf penghubung, dan sel saraf motorik membentuk lengkung refleks. Refleks itu sendiri merupakan satuan fungsional dari sistem saraf. 
       Gerak refleks tidak disadari, disebabkan oleh rangsang yang kuat. jika kita menginjak
bara api atau benda tajam, kaki akan diangkat sebelum rasa panas atau sakit menjalar.

       Saraf pusat ada dua, yaitu otak dan sumsum tulang belakang
Keduanya merupakan pusat regulasi seluruh aktivitas tubuh, baik gerak tubuh maupun reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Saraf pusat terdiri dari otak dan Sumsum tulang belakang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sistem Saraf Pada Manusia (Sel Saraf, Impuls, Sinapsis, Selaput Mielin, Lekung Refleks, Saraf Pusat)"

Posting Komentar