Makalah dan Materi Keanekaragaman Hayati

Dalam pembahasan materi keanekaragaman hayati ini kita akan mempelajari tiga pokok bahasan pnting yaitu tentang macam keanekaragaman hayati, keanekaragaman hayati, dan manfaat dari keanekaragaman hayati itu sendiri. Kegiatan penelitian dan pengumpulan data tentang sumber daya alam hayati, yang dikenal dengan istilah bioprospeksi, terus digalakkan. Ini merupakan upaya yang berkelanjutan baik untuk tujuan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ataupun untuk kepentingan komersial. Dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh para ilmuwan yang diikuti dengan pengembangan ilmu pengetahuan memberikan potret biodiversitas, gambaran tentang kekayaan keanekaragaman sumber daya alam hayati.
A. Macam-Macam Keanekaragaman Hayati

       Keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman gen

        Meski satu spesies ternyata ayam-ayam tersebut masih memiliki beberapa perbedaan ciri. Ada ayam berbulu hitam, putih, coklat atau kombinasinya. Demikian pula jenis kelaminnya, ada yang jantan dan ada yang betina. Ada ayam berpial bilah, berpial pea (biji) atau berpial mawar (ros).
Perbedaan ciri-ciri yang mencakup bentuk, penampilan serta sifat pada individu dalam satu spesies itulah yang dinamakan variasi. Variasi ditimbulkan oleh perbedaan struktur dan susunan gen (genotip). Sifat-sifat individu yang tampak dan dapat dikenali dari luar disebut fenotip. Individu dalam satu spesies yang menunjukkan perbedaan ciri-ciri disebut varietas. Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
     Perbedaan struktur gen dalam kromosom menimbulkan variasi. Variasi merupakan perbedaan bentuk, kenampakan, sifat antar individu dalam satu spesies. Contoh lain misalnya pada tanaman padi (Oryza sativa). Banyak variasi sifat yang kita temukan, mulai dari ukuran bulir, citarasa, ketahanan terhadap penyakit, aroma nasinya, maupun umur produktifnya.
Banyak varietas padi yang dikenal dan dibudidayakan masyarakat dengan keunggulan dan kekurangan sifat pada masing-masing varietas, seperti varietas mamberamo, IR 36, IR 64, Cisadane, padi gogo dan lain-lain.
2. Keanekaragaman jenis

      Perbedaan ciri antarindividu berbeda spesies menunjukkan adanya keanekaragaman jenis. Perbedaan ciri pada individu berbeda spesies lebih mudah dikenali daripada perbedaan ciri antarindividu dalam satu spesies. Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat yang terdapat pada individu-individu yang berbeda jenis menunjukkan adanya keanekaragaman jenis. Perbedaan ciri-ciri antarindividu berbeda spesies akan lebih mudah kita kenali daripada perbedaan antarindividu dalam satu spesies.
 

    Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat juga dapat di temukan pada kelapa, pinang, sawit. Coba kalian cari perbedaan ciri ketiga jenis tumbuhan tersebut. Keanekaragaman jenis juga terdapat pada mikrorganisme, seperti pada Rhizopus sp dan Saccharomyces sp. Rhizopus sp tubuhnya berupa benang-benang hifa tidak bersekat, multiseluler, menghasilkan zigospora sebagai spora seksual.
Adapun Saccharomyces sp merupakan jamur tanpa hifa, uniseluler, berkembang biak dengan membentuk tunas.
3. Keanekaragaman ekosistem

      Ekosistem merupakan kesatuan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik, yang terdiri atas benda-benda hidup dan komponen abiotik, yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Dalam tiap ekosistem terdapat komponen abiotik dan komponen biotik
yang berbeda-beda. Perbedaan komponen biotik dan komponen abiotik dalam ekosistem menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem merupakan salah satu faktor terbentuknya keanekaragaman hayati.
      Komponen abiotik meliputi letak menurut garis lintang dan garis bujurnya (latitude), ketinggian tempat (altitude), iklim, kelembaban, suhu, kondisi tanah dan lain sebagainya. Adapun komponen biotik meliputi organisme hidup termasuk produsen, konsumen, detritivor, maupun dekomposer.
Secara garis besar di muka bumi ini terdapat dua macam ekosistem besar, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik).
Ekosistem darat mencakup beberapa macam bioma, antara lain bioma gurun atau padang pasir, bioma padang rumput atau savanna, bioma hutan basah atau hutan hujan tropis, bioma hutan gugur iklim sedang, bioma taiga dan bioma tundra.

a. Bioma gurun/padang pasir jenis tumbuhan terbatas, seperti kaktus, perdu. Didominasi oleh daratan pasir, intensitas cahaya matahari sangat tinggi, curah hujan sangat rendah, perbedaan suhu siang dan malam sangat besar. Terdapat
di Afrika, Amerika Utara, Asia, Australia.
b. Bioma padang rumput atau savanna didominasi oleh berbagai jenis rumput, beberapa jenis pohon atau perdu, curah hujan lebih tinggi. Hewan-hewan herbivora sangat melimpah, diikuti beberapa jenis karnivora. Terdapat di Australia, Asia Selatan, Amerika, dan Afrika.
c. Bioma hutan hujan tropis didominasi oleh pohon-pohon besar, berdaun lebar dan lebat, penghasil kayu yang utama di samping beberapa jenis liana dan epifit. Curah hujan sangat tinggi dan tersebar sepanjang tahun, keanekaragaman tumbuhan sangat tinggi. Banyak hewan-hewan arboreal, vertebrata, dan invertebrata. Terdapat di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Asia Tenggara, dan Australia Timur.
d. Bioma hutan gugur iklim sedang didominasi oleh pohonpohon berdaun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim dingin dan dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Beriklim sedang, hujan turun pada musim panas dengan musim dingin yang ekstrim. Hewan-hewan memiliki
aktifitas bermusim. Terdapat di Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, Amerika Timur.
e. Bioma taiga didominasi oleh tumbuhan konifer, keanekaragaman jenis tumbuhan sangat rendah. Terdapat di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
f. Bioma tundra didominasi oleh tumbuhan lumut, lumut kerak dan pohon yang kerdil. Terdapat di daerah sekitar kutub atau daerah pada ketinggian di atas 2.500 meter.
     Adapun, ekosistem perairan dapat dikelompokkan berdasarkan aliran airnya dan berdasarkan kadar garamnya/ (salinitas).Menurut aliran airnya ekosistem perairan dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Ekosistem perairan mengalir (lotik)
    Air secara terus-menerus begerak sesuai dengan dina-mika aliran air. Distribusi nutrisi lebih merata dibandingkan dengan ekosistem perairan tidak mengalir, misalnya sungai.
2. Ekosistem perairan tidak mengalir (lentik).
    Tidak ada aliran air secara dinamis, distribusi nutrisi kurang merata, misalnya danau, rawa, kolam, waduk, bendungan dan lain-lain.
Adapun, menurut salinitasnya, ekosistem perairan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Ekosistem air tawar
    Kadar garam rendah, dipengaruhi iklim dan cuaca daratan, penetrasi cahaya matahari kurang. Misalnya danau, kolam, waduk, bendungan dan lain-lain.
2. Ekosistem air laut
    Kadar garam tinggi, tidak dipengaruhi iklim dan cuaca daratan, penetrasi cahaya matahari relative lebih tinggi, misalnya laut.
3. Ekosistem air tawar
    Kadar garam rendah, dipengaruhi iklim dan cuaca daratan, penetrasi cahaya matahari kurang, misalnya danau, kolam, waduk, bendungan dan lain-lain.


B. Keanekaragaman Hayati Indonesia
      Indonesia merupakan negara yang menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar. Tidak kurang dari 25.000 spesies tumbuhan berbunga tumbuh dengan baik di Indonesia, 3000
jenis di antaranya anggrek. Sebagai negara dengan bioma hutan hujan tropis memungkinkan tumbuh suburnya berbagai pohon penghasil kayu. Sekitar 400 jenis kayu meranti dari keluarga besar
Dipterocarpaceae dengan nilai ekonomis yang tinggi terdapat di Indonesia. Hutan di Indonesia juga menyimpan tidak kurang dari 35.000 jenis lumut dan alga.
      Sekitar 6.000 jenis tumbuhan dan satwa domestik asli Indonesia telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk makanan, obat-obatan, kosmetik dan keperluan lainnya. Dari sekitar 38.000 spesies ikan yang ada di dunia, sekitar 9.500 spesies atau 25% hidup di perairan Indonesia (Djalal Tanjung, 2002).
C. Manfaat keanekaragaman hayati

      Tahu apakah kegunaan keanekaragaman hayati Indonesia bagi kita? Untuk menjawabnya ikutilah uraian berikut.
1. Keanekaragaman hewan

     Dari potensi keanekaragaman hayati hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani, baik dimanfaatkan dagingnya maupun susunya. Beberapa hewan dapat dimanfaatkan tenaganya untuk membantu mengolah lahan pertanian seperti kerbau, sapi dan gajah. Di beberapa daerah
di Indonesia ada yang memanfaatkan kuda dan lembu sebagai alat transportasi tradisional. Tidak sedikit hewan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti ikan arwana, ayam cemani, beberapa jenis burung berkicau yang sengaja dikembangbiakkan untuk dikomersialkan maupun sebagai hewan piaraan sekaligus untuk meningkatkan status sosial pemiliknya. Dalam bidang pertanian kehadiran serangga dan beberapa jenis burung sangat berarti sebagai polinator atau sebagai musuh alami dari hama.
2. Keanekaragaman tumbuhan

      Banyak potensi dari kekayaan keanekaragaman tumbuhan di Indonesia. Sebagian besar penduduk Indonesia mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Berbagai varietas padi banyak ditanam untuk kepentingan swasembada pangan tanpa meninggalkan jenis umbi-umbian, jagung, sagu maupun ketela sebagai alternatif bahan makanan pokok nonberas. Pemenuhan kebutuhan protein dan lemak nabati dapat diperoleh dari beberapa jenis kacang-kacangan dan pengembangan perkebunan kelapa sawit untuk kepentingan penyediaan bahan industri minyak goreng. Seiring dengan makin menipisnya deposit minyak bumi, sekarang mulai dirintis pengembangan tanaman jarak untuk menghasilkan bahan bakar biodiesel sebagai alternatif pengganti bensin dan solar.
     Beraneka ragam tanaman buah dan sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan. Berbagai jenis tanaman obat, terutama dari keluarga Zingiberaceae, akar, dedaunan maupun biji-bijian sudah banyak dibudidayakan untuk apotik hidup atau untuk keperluan penyediaan bahan baku industri jamu dan farmasi.
     Beberapa jenis tanaman seperti jati, meranti, mahoni dan beberapa jenis lain merupakan pemasok bahan baku mebel,  bahan konstruksi rumah maupun industri berbasis kayu. Jenis-jenis pinus menghasilkan minyak terpentin atau bahan baku kertas, pohon karet, dan damar untuk disadap getahnya dan masih banyak potensi yang dapat diambil dari keanekaragaman tumbuhan untuk kesejahteraan manusia.
3. Keanekaragaman mikroorganisme

      Beberapa jenis makanan dan minuman tradisional Indonesia dalam proses pembuatannya melibatkan mikroorganisme. Jamur Saccharomyces sp sangat diperlukan dalam fermentasi minuman beralkohol. Demikian pula jenis Aspergillus sp membantu proses fermentasi tape. Beberapa jenis jamur dan bakteri juga menghasilkan antibiotika. Pembuatan susu asam (yoghurt) maupun nata (sejenis jeli) untuk campuran minuman juga melibatkan bakteri.
     Dalam rekayasa genetika pun keterlibatan mikroorganisme tidak dapat diabaikan. Pembuatan insulin sintetis membutuhkan bakteri sebagai plasmid. Demikian juga dalam proses degradasi sampah kehadiran mikroorganisme pengurai sangat diperlukan. Dalam bidang pertanian beberapa bakteri
pengikat nitrogen sangat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Di bidang industri logam beberapa jenis bakteri membantu proses pemurnian bijih besi. Dengan demikian mikroorganisme merupakan salah satu kekayaan sumber daya alam hayati yang vital bagi kehidupan.
     Sebagian wilayah daratan Indonesia merupakan kawasan hutan, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua terdapat kawasan hutan. Meski dari waktu ke waktu terjadi penciutan kawasan hutan, tidak dapat dipungkiri bahwa hutan merupakan potensi sumber daya alam hayati yang teramat penting.
    Hutan sangat penting dalam daur hidrologi, karena kemampuannya dalam menyimpan air hujan. Sebagian besar hutan di Indonesia merupakan tipe hutan hujan tropis. Dengan melimpahnya keanekaragaman hayati yang sangat tinggi menjadikan hutan sebagai sumber kekayaan plasma nutah. Dalam hutan hujan tropis keanekaragaman jenis pohon penghasil kayu sangat tinggi, di samping potensi keanekaragaman jenis-jenis anggrek, lumut maupun tumbuhan paku. Jenisjenis
mamalia besar seperti gajah, harimau, singa, orang utan, banteng, sapi hutan menjadikan hutan sebagai habitatnya.
     Beberapa jenis herbivora seperti rusa, kijang maupun kambing liar juga dapat dijumpai di hutan. Karena itu upaya konservasi dan pelestarian hutan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk menjaga kelestarian kawasan hutan.
Ada dua macam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu secara insitu dan eksitu. Pelestarian secara insitu adalah pelestarian sumber daya alam hayati pada habitat aslinya. Adapun pelestarian secara eksitu adalah pelestarian sumber daya alam hayati di luar habitat aslinya. Pemerintah sudah menetapkan beberapa kawasan hutan sebagai hutan lindung, taman nasional, dan suaka margasatwa. Ini merupakan upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati baik tumbuhan maupun hewan agar terhindar dari bahaya kepunahan. Sebagai contoh pelestarian gajah di Way Kambas Lampung dan komodo di pulau Komodo Nusa Tenggara Timur. Kebun binatang yang ada di Indonesia memiliki koleksi satwa yang beraneka ragam. Satwa-satwa yang dijadikan koleksi sengaja dipindahkan dari habitat aslinya ke dalam lingkungan kebun binatang. Di samping bertujuan melengkapi keragaman hewan, pemindahan hewan ini juga dimaksudkan sebagai sarana rekreasi dan pembelajaran pada masyarakat dan pengembangan satwa untuk pelestarian satwa yang bersangkutan. Ini merupakan pelestarian secara eksitu.
     Demikian pula pembangunan kebun plasma nutfah, kebun botani, dan kebun koleksi di beberapa daerah. Kebun plasma nutfah ditujukan untuk melestarikan jenisjenis tumbuhan baik jenis unggul maupun yang masih liar. Pada kebun koleksi tanaman terbatas pada jenis-jenis unggul saja.
Adapun kebun botani, lebih bersifat melestarikan jenis daripada plasma nutfah dalam arti yang sebenarnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah dan Materi Keanekaragaman Hayati"

Posting Komentar