Perubahan Fisika adalah perubahan suatu zat yang tidak memengaruhi komposisi kimianya. Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Zat bisa berupa campuran atau zat murni/zat tunggal. Berbeda dengan campuran, setiap zat murni memiliki komposisi tertentu dan serbasama. Segelas sirop merupakan contoh dari zat. Sirop bukan merupakan zat murni melainkan campuran karena setiap sirop dapat memiliki komposisi yang berbeda, berbeda jumlah gulanya, pewarnanya, atau rasanya.
Berbeda dengan sirop, di bagian bumi manapun kita menemukan garam, garam akan berbentuk kristal putih, berasa asin, dan mudah larut dalam air. Oleh karena itu, garam dapur merupakan contoh dari zat murni. Suatu zat yang sama akan memiliki sifat-sifat fisika yang sama. Sifat fisika adalah kualitas atau keadaan dari suatu zat yang dapat diamati atau diukur tanpa mengubah komposisi zat tersebut.
Beberapa contoh sifat fisika, di antaranya wujud, kelarutan, kekerasan, massa jenis, daya hantar listrik, warna, titik didih, dan titik leleh. Pengetahuan tentang sifat-sifat fisika suatu zat dapat membantu kita untuk mengidentifikasi suatu zat yang belum diketahui identitasnya. Sebagai contoh, jika kita menemukan suatu zat dengan ciri-ciri berwujud cair, tidak berwarna, tidak berbau, mendidih pada 100 derajat C, dan membeku pada 0 derajat C, kita dapat mengatakan bahwa zat tersebut kemungkinan adalah air, perhatikan gambar berikut.
Setiap zat dapat mengalami perubahan fisika tanpa mengalami perubahan komposisinya karena pengaruh faktor tertentu, seperti suhu dan tekanan. Komposisi yang dimaksud adalah jenis partikel terkecil yang menyusun suatu zat. Perubahan ini dinamakan perubahan fisika. Jadi, setelah terjadi perubahan fisika, jenis partikel-partikel penyusun zat adalah sama dengan jenis partikel terkecil zat tersebut sebelum mengalami perubahan fisika. Sebagai contoh perubahan fisika adalah air bisa berubah wujud dari padat ke cair, kemudian ke gas atau sebaliknya. Namun, dalam setiap bentuk wujudnya (padat, cair, gas), tersusun atas partikel terkecil yang sama (memiliki komposisi yang sama), perhatikan gambar berikut.
Kita tahu bahwa air tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut molekul air. Perubahan wujud yang terjadi pada setiap zat merupakan contoh dari perubahan fisika karena tidak disertai oleh pembentukan zat baru.
Contoh lain dari perubahan fisika adalah berikut ini.
Pada suhu kamar, sepotong logam besi memiliki sifat fisika berwarna hitam dan sangat keras. Namun, jika besi tersebut dipanaskan sampai suhu sekira 900 derajat C, warnanya akan berubah menjadi kemerahan dan mudah ditempa (kekerasannya berkurang atau lebih lunak dibandingkan dalam keadaan dingin). Dalam dua keadaan besi yang berbeda sifat fisikanya ini, tidak ada perubahan komposisi. Kedua besi yang berbeda sifat fisikanya tersebut tetap disusun oleh partikel-partikel
terkecil yang sama. Partikel terkecil yang menyusun logam besi adalah atom besi. Perubahan
warna atau kekerasan yang tidak disertai oleh perubahan komposisi zat merupakan contoh lain dari perubahan fisika.
Dari dua contoh perubahan fisika di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa suatu zat dapat mengalami perubahan karena perubahan kondisi, seperti suhu dan tekanan tanpa harus mengubah komposisinya. Ini adalah perubahan fisika karena perubahan zat tidak disertai dengan perubahan komposisinya atau tidak disertai pembentukan zat baru. Selain perubahan wujud, perubahan warna, dan perubahan kekerasan, perubahan berikut ini termasuk ke dalam perubahan fi sika: perubahan kelarutan, massa jenis, titik didih, titik leleh, dan daya hantar listrik.
Perubahan fisika tidak hanya dapat terjadi pada zat murni/ tunggal, tetapi juga dapat terjadi pada semua zat termasuk campuran. Campuran juga mengandung zat (dua macam atau lebih) yang masing-masing tetap mempertahankan sifat-sifatnya termasuk sifat fisikanya.
Suatu zat yang telah mengalami perubahan fisika memiliki sifat fisika yang berbeda dengan sifat fi sika zat tersebut sebelum mengalami perubahan. Sebagai contoh, air yang telah mengalami perubahan wujud dari padat ke cair akan memiliki sifat yang berbeda. Dalam keadaan padat, air memiliki sifat fisika seperti sifat zat padat yang lain, yaitu bentuk fisiknya tidak terpengaruh oleh wadah yang ditempatinya. Sementara dalam keadaan cair, air memiliki sifat fisika seperti zat cair yang lain, yaitu bentuknya mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya. Dalam keadaan padat, air
memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dalam keadaan cairnya. Dengan kata lain, untuk setiap ukuran massa yang sama, air dalam keadaan beku membutuhkan ruangan yang lebih besar dibanding dalam keadaan cair. Contoh lain adalah garam dapur, dalam wujud padat garam dapur tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebaliknya dalam wujud cairnya garam dapur dapat menghantarkan arus listrik.
Suatu zat yang telah mengalami perubahan fisika dapat kembali ke kualitas atau keadaan asalnya bila kondisinya (misalnya suhu dan tekanan) diubah lagi ke kondisi asal. Sepotong logam besi yang telah berubah warna menjadi kemerahan dan relatif lunak akibat suhu yang tinggi, akan kembali memiliki warna hitam dan keras bila logam tersebut didinginkan kembali.
Adanya sifat fisika besi seperti ini dimanfaatkan oleh para pandai besi untuk membuat berbagai peralatan bertani dan dapur yang terbuat dari besi. Mereka menempanya dalam keadaan besi masih pijar, seperti pada gambar diatas sehingga didapatkan bentuk-bentuk yang diharapkan, kemudian setelah terbentuk dibiarkan menjadi dingin kembali.
Berbeda dengan sirop, di bagian bumi manapun kita menemukan garam, garam akan berbentuk kristal putih, berasa asin, dan mudah larut dalam air. Oleh karena itu, garam dapur merupakan contoh dari zat murni. Suatu zat yang sama akan memiliki sifat-sifat fisika yang sama. Sifat fisika adalah kualitas atau keadaan dari suatu zat yang dapat diamati atau diukur tanpa mengubah komposisi zat tersebut.
Beberapa contoh sifat fisika, di antaranya wujud, kelarutan, kekerasan, massa jenis, daya hantar listrik, warna, titik didih, dan titik leleh. Pengetahuan tentang sifat-sifat fisika suatu zat dapat membantu kita untuk mengidentifikasi suatu zat yang belum diketahui identitasnya. Sebagai contoh, jika kita menemukan suatu zat dengan ciri-ciri berwujud cair, tidak berwarna, tidak berbau, mendidih pada 100 derajat C, dan membeku pada 0 derajat C, kita dapat mengatakan bahwa zat tersebut kemungkinan adalah air, perhatikan gambar berikut.
Setiap zat dapat mengalami perubahan fisika tanpa mengalami perubahan komposisinya karena pengaruh faktor tertentu, seperti suhu dan tekanan. Komposisi yang dimaksud adalah jenis partikel terkecil yang menyusun suatu zat. Perubahan ini dinamakan perubahan fisika. Jadi, setelah terjadi perubahan fisika, jenis partikel-partikel penyusun zat adalah sama dengan jenis partikel terkecil zat tersebut sebelum mengalami perubahan fisika. Sebagai contoh perubahan fisika adalah air bisa berubah wujud dari padat ke cair, kemudian ke gas atau sebaliknya. Namun, dalam setiap bentuk wujudnya (padat, cair, gas), tersusun atas partikel terkecil yang sama (memiliki komposisi yang sama), perhatikan gambar berikut.
Kita tahu bahwa air tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut molekul air. Perubahan wujud yang terjadi pada setiap zat merupakan contoh dari perubahan fisika karena tidak disertai oleh pembentukan zat baru.
Contoh lain dari perubahan fisika adalah berikut ini.
Pada suhu kamar, sepotong logam besi memiliki sifat fisika berwarna hitam dan sangat keras. Namun, jika besi tersebut dipanaskan sampai suhu sekira 900 derajat C, warnanya akan berubah menjadi kemerahan dan mudah ditempa (kekerasannya berkurang atau lebih lunak dibandingkan dalam keadaan dingin). Dalam dua keadaan besi yang berbeda sifat fisikanya ini, tidak ada perubahan komposisi. Kedua besi yang berbeda sifat fisikanya tersebut tetap disusun oleh partikel-partikel
terkecil yang sama. Partikel terkecil yang menyusun logam besi adalah atom besi. Perubahan
warna atau kekerasan yang tidak disertai oleh perubahan komposisi zat merupakan contoh lain dari perubahan fisika.
Dari dua contoh perubahan fisika di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa suatu zat dapat mengalami perubahan karena perubahan kondisi, seperti suhu dan tekanan tanpa harus mengubah komposisinya. Ini adalah perubahan fisika karena perubahan zat tidak disertai dengan perubahan komposisinya atau tidak disertai pembentukan zat baru. Selain perubahan wujud, perubahan warna, dan perubahan kekerasan, perubahan berikut ini termasuk ke dalam perubahan fi sika: perubahan kelarutan, massa jenis, titik didih, titik leleh, dan daya hantar listrik.
Perubahan fisika tidak hanya dapat terjadi pada zat murni/ tunggal, tetapi juga dapat terjadi pada semua zat termasuk campuran. Campuran juga mengandung zat (dua macam atau lebih) yang masing-masing tetap mempertahankan sifat-sifatnya termasuk sifat fisikanya.
Suatu zat yang telah mengalami perubahan fisika memiliki sifat fisika yang berbeda dengan sifat fi sika zat tersebut sebelum mengalami perubahan. Sebagai contoh, air yang telah mengalami perubahan wujud dari padat ke cair akan memiliki sifat yang berbeda. Dalam keadaan padat, air memiliki sifat fisika seperti sifat zat padat yang lain, yaitu bentuk fisiknya tidak terpengaruh oleh wadah yang ditempatinya. Sementara dalam keadaan cair, air memiliki sifat fisika seperti zat cair yang lain, yaitu bentuknya mengikuti bentuk wadah yang ditempatinya. Dalam keadaan padat, air
memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dalam keadaan cairnya. Dengan kata lain, untuk setiap ukuran massa yang sama, air dalam keadaan beku membutuhkan ruangan yang lebih besar dibanding dalam keadaan cair. Contoh lain adalah garam dapur, dalam wujud padat garam dapur tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebaliknya dalam wujud cairnya garam dapur dapat menghantarkan arus listrik.
Suatu zat yang telah mengalami perubahan fisika dapat kembali ke kualitas atau keadaan asalnya bila kondisinya (misalnya suhu dan tekanan) diubah lagi ke kondisi asal. Sepotong logam besi yang telah berubah warna menjadi kemerahan dan relatif lunak akibat suhu yang tinggi, akan kembali memiliki warna hitam dan keras bila logam tersebut didinginkan kembali.
Adanya sifat fisika besi seperti ini dimanfaatkan oleh para pandai besi untuk membuat berbagai peralatan bertani dan dapur yang terbuat dari besi. Mereka menempanya dalam keadaan besi masih pijar, seperti pada gambar diatas sehingga didapatkan bentuk-bentuk yang diharapkan, kemudian setelah terbentuk dibiarkan menjadi dingin kembali.
0 Response to "Pengertian dan Contoh Perubahan Fisika (Sifat Fisika)"
Posting Komentar